5Km 2 - Sepak Bola Bella Nabila by Olan

5Km 2 - Sepak Bola Bella Nabila by Olan - Hallo sahabat Chord Gitar Indonesia, Pada sharing Kunci gitar kali ini yang berjudul 5Km 2 - Sepak Bola Bella Nabila by Olan, saya telah menyediakan lirik lagu lengkap dengan kord gitarnya dari awal lagi sampai akhir lagu. mudah-mudahan isi postingan kunci gitar yang saya tulis ini dapat anda pahami. okelah, ini dia chord gitarnya.

Penyanyi : 5Km 2 - Sepak Bola Bella Nabila by Olan
Judul lagu : 5Km 2 - Sepak Bola Bella Nabila by Olan

lihat juga


5Km 2 - Sepak Bola Bella Nabila by Olan

Artikel 5 KM, Artikel by Olan, Hi readers

Sekarang lagi musimnya piala dunia 2014 di Brazil, karena itu gue terinspirasi untuk membuat serial ini.

Tanpa berlama-lama lagi, yuk klik Baca selengkapnya >>



PERHATIAN !!!
CERITA INI BAIK NAMA, TOKOH, TEMPAT, DLL. ADALAH FIKSI ATAU TIDAK NYATA SAMA SEKALI. KALAU PUN ADA ITU HANYA KEBETULAN SEMATA.

5Km 2 series presents
"SEPAK BOLA BELLA NABILA"
by Laster Oloan (Olan)


( (  Di Sekolah  ) )

Jobal : “Leng, kemarin lo nonton bola, ‘gak?”

Oleng : “Hmmm... Nggak. Emang ada ya?”

Jobal : “Ada, Leng.”

Oleng : “Oh... Memang kenapa?”

Jobal : “Masa cowok nggak suka nonton bola, sih. Eh, Leng, gue bilang ke lo ya, kalau cewek ‘gak suka bola sih wajar, tapi kalau lo ‘sampai gak suka nonton bola. Apa kata dunia, Leng?”

Oleng : “Emang kalau gue nggak suka nonton bola, jadi masalah ya?”

Jobal : “Masalah banget, Leng. Jadi, lo nontonlah sekali-sekali pertandingan bola.”

Oleng : “Lagipula nonton bola itu ‘gak seru, ‘gak ada ceweknya.”

Jobal : “Lah?”

---
( (  Di Sekolah  ) )

Oleng : “Set, bener kan ya kalau cowok ‘gak suka bola nggak apa-apa?”

Heset : “Bener.”

Oleng : “Jadi, kalau Jobal bilang kalau cowok ‘gak suka nonton bola dibilang cemen, ‘gak bener kan, Set?”

Heset : “Itu juga bener, Leng.”

Oleng : “Jadi, yang bener yang mana sih, Set? Jangan bikin gue tambah bingung.”

Heset : “Kalau bingung, geleng-geleng aja.”

Oleng : “Lah? Tahu ah...”

---

( (  Ngomong Sendiri  ) )

Oleng : “Gue lagi suka sama cewek, tapi cewek ini suka banget sama bola, dan gue denger-denger kata orang kalau cowoknya ‘gak suka bola maka sudah pasti langsung ditolak. Oleh sebab itu, gue minta tolong ke Heset supaya gue setidaknya ngertilah tentang bola.”

 ( (  Di Sekolah  ) )

Oleng : “Set, gue minta tolong dong ke lo.”

Heset : “Mau minta tolong apa?”

Oleng : “Ajarin gue tentang bola dong, Set. Setidaknya gue ‘gak buta-buta banget lah soal bola.”

Heset : “Oke, gue siap untuk ajarin lo, tapi lo siap juga ‘gak kalau gue ajarin tentang bola?”

Oleng : “Siap, Set.”

Heset : By the way, lo tiba-tiba kenapa mau minta bantuin gue untuk ngajarin lo soal bola, bukannya lo dulu ‘gak suka bola?”

Oleng : “Dulu sih iya. Sekarang, gue jadi tertarik dengan bola.”

Heset : “Oh...”

---
( (  Di Rumah Heset pada malam hari  ) )

Bella : “Set, kapan sih nih bolanya kelar?”

Heset : “Bentar, sayang.”

Bella : “Bentar, bentar, bentar. Tadi juga bilangnya bentar. Kapan sih iklannya muncul, daritadi ‘gak iklan-iklan?”

Heset : “Sabar ya, sayang. Setelah pertandingan bola ini selesai, aku ikut kamu deh terserah apa yang kamu mau.”

Bella : “Kesabaran aku udah habis, sayang. Aku pikir-pikir, ternyata kamu lebih suka bola dibanding aku. Aku disini tuh ‘gak ada gunanya di mata kamu.”

Heset : “Yah...”

Bella : “Kamu kenapa sayang? Jadi kamu nyesel, kan?”

Heset : “Nyesel apaan sih? Ini hampir aja mau gol.”

Bella : “Denger ya, Set, baik-baik.”

Heset : “Iya, Bella.”

Bella : “Lebih baik kita putus.”

Heset : “Putus?”

Bella : “Kamu udah duain aku, aku ‘gak sanggup kamu poligami sama bolamu itu. Jujur, aku ‘gak sanggup.”

Heset : “Nggak sayang. Aku tetap cinta sama kamu. Tolong dong lihat aku dengan baik. Aku masih cinta sama kamu. Rasa cinta aku ke kamu itu nggak berkurang dengan bola ini, sayang.”

Bella : “Cukup, Set. Lebih baik hubungan kita cukup sampai disini. Aku kasih kartu merah atas hubungan kita.”

Heset : “...”  (hening)

---
( (  Keesokan harinya, Di Rumah Heset  ) )

Oleng : “Set, kok lo lemes gitu, sih?”

Heset : “Kemarin, Bella mutusin gue. Jadinya kayak begini, lemes.”

Oleng : “Hebat juga ya lo udah move on dari April, tapi kok gue tahunya lo udah putus. Lo takut ditagihin pj, ya?”

*pj= pajak jadian. (Sudah jadian, pihak cowok traktir temen-temennya.)

Heset  : “Iya, sih, Leng, gue takut ditagihi pj, tapi bukan itu masalahnya. Jadi, gimana tetep mau gue ajarin tentang bola, ‘gak?”

Oleng : “Jadi dong.”

Heset : “Kalau penyerang ngedahuluin back dari tim lawan di gawang lawan, maka disebut offside.

Oleng : “Oh... Kalau kita ngedahuluin kakak kita untuk menikah, maka disebut offside juga, ‘gak?”

Heset : “Hmmm... Tahu deh. Leng, ini tim favorit gue, yaitu chelsea.”

Oleng : “Oh... yang artis, yang main film, yang main sinetron, dan yang nyanyi bareng-bareng gitu, ya?”

Heset : “Itu Chelsea Olivia, Leng.”

Oleng : “Maaf, maaf. Lanjut.”

Heset : “Pokoknya gitu deh. Kalau mau nobar, nanti gue kasih tahu deh. Gimana?”

*Nobar = nonton bareng.

Oleng : “Oke, Set. Terimakasih, gue jadi lumayan tahu tentang bola.”

Heset : “Sama-sama. Santai aja, Leng.”

---
* 3 Minggu Kemudian *

( (  Ngomong Sendiri  ) )

Oleng : “Setelah beberapa hari gue pendekatan dengan Nabila. Akhirnya malam ini gue bisa nonton bola bareng Nabila di rumahnya. Sekalian gue ke rumah Nabila ditemani dengan Heset. Gue bangga banget pakai kaos ini, katanya sih waduh gue lupa lagi, pokoknya penyakit liver gitu deh. Kalau si Heset memakai kaos dengan tim kesayangannya, yaitu Chelsea. Semoga sukses ya malam ini.”

( (  Di Rumah Nabila  ) )

Nabila : “Pak, ini temen-temen aku mau nonton bareng di rumah kita.”

Bapaknya Nabila : “Oh... Oke.”

Nabila : “Pak, ini Oleng.”

Bapaknya Nabila : “Oh... Kamu udah ya di luar aja sana.”

Oleng : “Baik, om.”

Bapaknya Nabila : “Kalau yang ini siapa namanya, Nabila?”

Nabila : “Namanya Heset, pak.”

Heset : “Heset, om.”

Bapaknya Nabila : “Iya, om sudah tahu sekarang nama kamu. Yuk kita bareng nonton bola ditemani sama kacang.”

Heset : “Baik, om.”

( (  Ngomong Sendiri  ) )

Oleng : “Gue nggak ngerti kenapa bokapnya Nabila nyuruh gue keluar gitu aja. Kayaknya gue ngomong ke bapaknya Nabila, sopan deh. Gue masih merenung. Lama-lama gue sms ke Nabila untuk keluar sebentar karena gue mau ngomong sesuatu ke dia.”

( ( Di Halaman Rumah Nabila  ) )

Oleng : “Nabila, aku boleh ngomong sesuatu, gak?”

Nabila : “Boleh. Mau ngomong apa?”

Oleng : “Jujur,  dulu aku nggak suka bola. Sekarang, aku suka bola, demi kamu. Boleh tidak aku meng-golkan di gawang hatimu?”

Nabila : “Hehe”  (tertawa kecil)  “Kalau boleh aku jujur, aku juga terpaksa suka bola karena bokap. Bokap yang membiasakan aku untuk suka nonton bola.”

Oleng : “Oh... Kamu anak tunggal ya?”

Nabila : “Iya.”

Oleng : “Oh...” “Nabila, mama kamu kok belum pulang jam segini udah malam loh padahal. Lagi dinas, atau kemana gitu?”

Nabila : “Mama aku udah meninggal dunia, Leng.”

Oleng : “Oh... Maaf. Aku ‘gak tahu.”

Nabila : “Nggak apa-apa kok, Leng. Leng, maafin perlakuan bokap aku ke kamu tadi ya. Aku jadi ‘gak enak nih ke kamu.”

Oleng : “Oh... Nggak apa-apa, Nabila. Aku seneng kok sekarang sama kamu.”

Nabila : “Hehe”  (tertawa kecil)  “Aku senang juga.”

---
( (  Keesokan harinya, di Sekolah  ) )

Heset  : “Leng, sorry banget ya kemarin bisa kayak gitu. Gue juga nggak nyangka kejadiannya bakal kayak gitu, tapi seru banget loh.”

Oleng : “Nggak apa-apa kali, Set. Gimana bola kemarin, tim lo menang ‘gak?”

Heset : “Imbang, Leng. Padahal tuh harusnya menang, tapi nggak apa-apa namanya juga pertandingan. Bukan itu masalahnya. Gimana hubungan lo dengan Nabila?”

Oleng : “Nggak tahu deh gue. Kemarin bokapnya melihat gue dengan kaos kemarin aja sudah jelas menunjukkan betapa dia ‘gak suka sama gue. Apalagi gue berhubungan dengan anaknya, bisa habis deh gue.”

Heset : Sorry juga ya kemarin-kemarin gue lupa bilang kalau kaos yang lo pake kemarin itu memang musuhnya Chelsea.”

Oleng : “HAH?”  (kaget) “Gila lo ya, Set, tega banget sama sahabat lo sendiri. Kalau kemarin-kemarin lo bilang, gue nggak bakal deh gue pakai tuh kaos.”

Heset : “Namanya juga lupa, tapi dia kan gitu banget sama chelsea. Kok lo ‘gak tahu sih, barang-barang yang dia pakai gitu?”

Oleng : “Emang gue perhatiin sampai detail gitu, Set.”

Heset : “Ya harusnya sih lo perhatiinlah. Ya udah gimana kita tukaran cewek, gimana?”

Oleng : “Gue sama Bella. Lo sama Nabila, gitu?”

Heset : “Iya.”

Oleng : “Lo kenapa mencetuskan ide seperti itu?”

Heset : “Ya. Kayaknya gue cocok sama bokapnya Nabila. Kemungkinan besar gue juga bisa deket sama dia dan lagipula tim yang gue suka juga sama dengan dia. Lagipula gue juga kurang cocok sama Bella karena gue terlalu suka sama bola.”

Oleng : “Oh... Tapi si Bella baik dan manis ‘gak orangnya?”

Heset : “Ya elah. Lo remehin gue. Selera gue juga tinggi kali, Set.”

Oleng : “Hehe. Baiklah kalau begitu gue terima penawaran lo.”

( ( Ngomong Sendiri ) )

Oleng : “Setelah beberapa minggu. Akhirnya gue jadian sama Bella dan Heset juga jadian sama Nabila. Syukurlah masalah gue dan Heset selesai juga, tapi gue juga nggak yakin kalau hubungan kami bertahan lama. Semoga awet.”

---
( ( Di Sekolah  ) )

Jobal  : “Leng, kemarin lo nonton bola, ‘gak?”

Oleng : “Hmmm... Nggak. Emang ada ya?”

Jobal : “Emang nggak ada sih. Hehe.”

Oleng : “Hahaha...”  (tertawa)

( (  Ngomong Sendiri  ) )

Oleng : “Kini gue belajar banyak dengan sepak bola. Hidup kita seperti bola. Selalu berputar-putar. Kadang kita di atas, tapi kadang kita di bawah. Bola itu akan terus bergerak, apabila ada orang yang memainkannya, atau bola itu akan diam, apabila kita tidak melakukan apa-apa. Terkadang kita sering melakukan offsidedalam kehidupan kita sehari-hari, yaitu kita selalu menerobos lampu merah di jalan raya, padahal lampu sedang berwarna merah. Atau kita selalu tidak hormat kepada orang yang lebih tua, terutama orang tua kita karena mereka lebih berpengalaman dan lebih merasakan asam-garamnya kehidupan dibanding kita, yang masih kecil. Selain itu, sepak bola mengajarkan gue akan pentingnya sportivitas, dan hidup-mati mereka ditentukan di dalam lapangan dalam waktu 2x45 menit, dan juga penonton lebih emosi dibanding pemainnya sendiri. Gue pernah bilang, kalau nonton bola itu ‘gak seru karena ‘gak ada ceweknya, ternyata gue salah. Ternyata ada ceweknya, pada saat telekuis pertandingan bola.”


- THE END -

PERHATIAN !!!
CERITA INI BAIK NAMA, TOKOH, TEMPAT, DLL. ADALAH FIKSI ATAU TIDAK NYATA SAMA SEKALI. KALAU PUN ADA ITU HANYA KEBETULAN SEMATA.


Terimakasih sudah menyempatkan waktu anda untuk membaca serial ini. Mohon maaf apabila ada yang tidak berkenan di hati anda di dalam penulisan,dll. baik disengaja maupun yang tidak disengaja. Sebenarnya maksud saya hanya ingin memberikan hiburan. Kalau anda ingin memberikan saran yang membangun kepada penulisan ini di bagian bawah kolom komentar. Satu lagi, mohon jangan nge-spam ya. Thanks.

Bye.

Salam Otak

dari Olan.


Demikianlah Artikel 5Km 2 - Sepak Bola Bella Nabila by Olan

Sekian Kunci gitar 5Km 2 - Sepak Bola Bella Nabila by Olan, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sekian postingan Chord gitar lagu kali ini.

Anda sedang membaca artikel 5Km 2 - Sepak Bola Bella Nabila by Olan dan artikel ini url permalinknya adalah https://inibioskop99.blogspot.com/2014/06/5km-2-sepak-bola-bella-nabila-by-olan.html Semoga artikel ini bisa bermanfaat.

Tag : , ,