Penyanyi : 5 Km : Sabtu Juli by Olan
Judul lagu : 5 Km : Sabtu Juli by Olan
5 Km : Sabtu Juli by Olan
Artikel 5 KM, Artikel by Olan,Hai Bro, Sis
Udah bulan September yang katanya sih ceria. Yeah gue seneng banget serial 5 Km yang berjudul "Sikat 5 Ikat" paling banyak dilihat selama serial 5 Km gue bikin dan terakhir kali gue lihat sudah dilihat sebanyak 75 kali. Thanks your support.
Kenapa gue seneng banget?
=Karena gue bikin serial 5 Km yang kelima ini proses bikinnya yang paling lama dan ceritanya paling panjang terbayar sudah. Melalui proses gue banyak belajar untuk menerima kritikan yang keras maupun halus untuk kemajuan gue ke depan. Ada yang bilang bagus, ada yang bilang males baca karena kepanjangan, ada yang bilang percakapannya terlalu singkat, ada yang bilang kayak sinetron, ada yang bilang kurang realistis, ada yang bilang gak ngerti ceritanya, ada yang bilang bagus karena ada videonya, dll. Terimakasih sebanyak-banyaknya berarti yang gue bikin punya pendapat yang berbeda-beda.
Dan gue juga ultah tanggal 20 September. (Makin tua aja gue tapi tenang sifat keanak-anakan gue menutup ketuaan gue. Alasan.)
Gue tiba-tiba kepikiran untuk mencoba mencari YouTube-nya Djobel (gue ‘gak tahu aja kenapa) lalu gue iseng buka apa aja yang Djobel upload (tuh alasannya?). Lalu dari semua video yang Djobel upload di YouTube baru yang satu ini kelihatan normal dan gue kagum karena akhirnya Djobel bisa serius.(Soalnya semua video yang Djobel upload di YouTube gaje (‘gak jelas) gitu. Katanya sih video ini proyek teater di sekolahnya bareng teman-temannya. Maaf kalo Djobel sekarang lagi baca ini) tapi gue takut sejak Djobel bikin kayak yang satu ini, Djobel yang dulu gue kenal menghilang atau istilah lainnya menghilang karakter Brainlessnya.
Ini videonya judulnya "Satu Juni". Selamat menonton (hanya bisa dibuka dan lihat melalui komputer dan tidak bisa melalui hp. Thanks.) :
Maka dari itu gue dapat inspirasi untuk membuat kelanjutan serial 5 Km. Maka pembaca jangan kaget jika penulisannya terkesan drama banget (apalagi maksa ya). Harap dicatat Sabtu Juli ini bukan plagiat tetapi dapet pencerahan dan inspirasi oleh video tersebut.
5 Km Series presents:
Sabtu Juli
by Olan
*Monolog*
Jobal: “Hari ini pelajaran Bahasa Indonesia mendapat tugas dari guru gue. Tugasnya adalah disuruh menceritakan pengalaman yang paling berkesan selama kita hidup dengan maju di depan anak-anak. Ini ceritanya.”
*Di Sekolah*
Ibu Guru : “Ada yang maju kedepan tidak untuk menceritakan pengalaman yang paling berkesan selamat kalian hidup dengan maju sendiri tanpa ibu tunjuk?”
(Suasana yang tadinya berisik berubah menjadi hening dan sunyi)
Ibu Guru : “Oke ibu tunjuk ya sekarang. Nomor absen 1. Siapa yang nomor absen 1?”
Semua anak-anak : “Tidak ada ibu.” dengan sedikit bernafas lega namun hanya sebentar saja.
Ibu Guru : “Oke. Sekarang nomor absen 22 ada tidak?”
Oleng :“Saya bu.”
Ibu Guru : “Oke silahkan maju kedepan.”
Oleng : “Saya mau cerita. Waktu dulu aku suka sekali makan hamburger. Setiap aku bawa bekal pasti selalu hamburger tetapi sekarang-sekarang ini aku sudah tidak makan hamburger lagi karena kalau aku makan hamburger sering-sering bisa tidak bagus untuk kesehatanku. Aku kesal dan jengkol jengkel tapi lama-lama aku menyadari akan kesehatanku untuk kemudian hari. Udah itu.”
*Monolog*
Oleng : “Bagus kan cerita gue tadi?”
Jobal :“’Gak banget.”
*Balik lagi di Sekolah*
Jobal : “Bentar amet, Leng. Gue yakin banget lo pasti remedial dah kalo cuma gitu.”
Heset :“Jangan gitu, Bal. Kita support dong temen kita yang lagi maju kedepan.”
Jobal : “Iya sih tapi kan itu bentar banget dan ceritanya juga ‘gak jelas dan ceritanya kayak anak kelas 1 SD yang pertama kali bikin cerita.”
Ibu Guru : “Baik. Nomor absen 17.”
Heset :“Saya bu.” langsung menuju kedepan kelas.
Heset : “Saya mau bercerita tentang saya pertama kali nonton di bioskop. Saya senang sekali sejak pertama kali nonton di bioskop karena waktu itu saya selalu nonton TV. Saya pertama kali nonton di bioskop di mana ya e... gue lupa terus filmnya animasi atau kartun judulnya e... gue lupa. Pada saat itu saya sangat senang sekali dan bersemangat karena pertama kali nonton di bioskop. Saya pas masuk ke bioskop harus mengantri di loket pembelian tiket supaya bisa nonton satu film dan kita harus membayar tidak seperti TV yang kita beli TV sudah tidak usah bayar-bayar lagi ketika nonton setiap satu program TV. Terus setelah kita membayar tiket nontonnya kita harus menunggu jam pemutaran filmnya setelah itu kita harus berhadapan dengan mba-mba cantik di depan pintu studio agar dirobek tiketnya. Saya pada saat itu tidak melihat mba-mba cantik itu melihat judul film, studionya dan jam berapa filmnya itu diputar karena saya lihat langsung dia robek saja saya bingung dan ini seperti kita sedang ke stasiun dan bandara yang merobek-robek kertas tiket terus kita berangkat. Kalau stasiun dan bandara sih jelas kita langsung berangkat kemana tapi kalau di bioskop berangkat kemana? Berangkat ke rumah sakit karena berduaan di bioskop terus ceweknya hamil? Oke lanjut cerita saya duduk dengan sangat nyaman selama di bioskop. Sebelum film yang kita mau itu mulai biasanya ada iklan dan trailer. Mending trailernya yang dibanyakin tapi malah yang dibanyakin iklan terus iklannya yang sering saya tonton di TV ini mah TV masuk bioskop. Pada saat film sudah dimulai saya kurang nyaman karena audionya sangat kencang sekali jadi bikin kuping tambah budeg dan bedanya kalau TV bisa ditambahin dan dikecilin suaranya tapi kalau bioskop tidak bisa dan selama film dimulai lampunya dimatikan ini mah ketahuan banget pemilik bioskopnya mau irit listrik. Jadi itulah pengalaman yang paling berkesan saya. Terimakasih.”
(Setelah mendengarkan cerita Heset, semua anak-anak bertepuk tangan)
Ibu Guru : “Nomor absen 28.”
(Bel istirahat berbunyi)
Ibu Guru : “Setelah istirahat, jam pelajaran ibu masih ada tidak?”
Semua anak-anak : “Ada bu.”
Ibu Guru : “Oke nanti kita lanjutkan setelah istirahat.”
Ketua Kelas : “Bersiap. Memberi salam.”
Semua anak-anak : “Terima kasih ibu.”
Jobal :“Takut nih gue. Gue takut gagap didepan kelas.”
Heset :“Santai bal rileks. Anggap aja didepan itu anak-anak 5 Km.”
Oleng :“Ide lo ‘gak ada yang lain apa, set?”
Heset :“’Gak ada. Gue juga bingung mending kita ke kelas Japri dan Jey biar tahu solusinya gimana?”
Jobal dan Oleng : “Oke.”
*Di Kelas Japri dan Jey*
Heset :“Lihat Japri dan Jey ‘gak?”
Seseorang di kelas Japri dan Jey : “’Gak lihat sih tapi biasanya sih ke kantin.”
Heset :“Oke makasih ya.”
Seseorang di kelas Japri dan Jey : “Sama-sama. Itu dia orangnya.”
Heset : “Makasih lagi ya.”
Oleng : “(Ber)sama-sama lagi.”
Jobal :“Leng, kurang.”
Heset : “Bantuin temen kita dong si Jobal lagi takut gitu maju kedepan buat ambil nilai pelajaran Bahasa Indonesia.”
Japri : “Gimana ya sebenernya sih gue juga sama... takut.”
Oleng : “Yah...”
Heset : “Kalo lo Jey gimana? Udah tahu gue jawabannya tanpa lo ngomong.”
Jey : “Gue kapan ngomongnya nih bagian ini bener-bener figurangapenting?”
Heset : “Ya udah terima aja Jey yang penting lo udah punya nama. Oke gue becanda. Ya udah lo ngomong sekarang.”
(Bel masuk berbunyi) (HARAP DICATAT DAN DIGARIS BAWAHI BUKAN JOBEL)
Jobal :“Ya udah bunyi bel. Gue masuk dulu ya takut diloncat dan ‘gak dapet nilai.”
Oleng :“Gue juga sama yuk bal bareng.”
Jey : “Lo juga set sama kayak mereka?”
Heset :“Hmm... gue ‘gak sama kayak mereka sih tapi gue mau ke toilet dulu biar pas masuk ‘gak ke toilet lagi.”
Jey : “Sebel gue sama kalian yang nyebelin banget.”
Japri : “Sabar Jey. Tadi lo bilang satu bel ya?”
Jey : “Lo juga sama aja kayak mereka.”
Japri :“Ya maaf.”
*Di Kelas Jobal, Heset dan Oleng*
Ketua Kelas : “Bersiap. Memberi salam.”
Semua anak-anak : “Selamat pagi ibuuu...”
Ibu Guru : “Oke kita lanjutkan saja sekarang. Nomor absen 28.”
Jobal : “Saya bu.” langsung menuju kedepan kelas.
Jobal : “Saya mau cerita tentang saya dengan seseorang di masa lalu. Saya secara tidak sengaja bertemu dengan seseorang itu di bus. Saya duduk satu bus dengan dia. Pertama kali aku melihat dia sangat berbeda dengan anak-anak perempuan lainnya. Dia itu manis dan cantik, aku menilai dia anak baik-baik. Maka aku mencoba untuk menanyakan namanya dan nomor hapenya dan kalau bisa pin bbnya. Aku berbicara dengan dia, “Halo, nama kamu siapa?”. Pada saat itu dia masih menghiraukan aku. Aku tahu dia pikir aku anak jahat yang ingin menghipnotis cintanya untuk aku bukan maksudnya ingin mengambil barang-barang kepunyaannya yang dia sedang bawa tetapi lama-lama dia menanggapi pertanyaanku tadi. “Namaku Juli. Nama kamu siapa?”, jawabnya. Aku menjawab, “Namaku Jobal. Oh... nama kamu Juli berarti kamu lahir di bulan Juli ya?”. “Enggak kok, aku lahir bulan Agustus. Orang tuaku salah mengira hari kelahiranku itu tanggal 31 Juli namun ternyata tanggal 1 Agustus.” jawabnya. Aku berbicara dengan dia,”Oh... maaf kalo begitu.”. “’Gak apa-apa kok”, katanya.
Sejak percakapan itu kami menjadi saling kenal dan saling dekat. Kami juga baru tahu ternyata kami juga satu sekolah namun beda kelas. Memang sih pertemuan yang begitu unik dan kurang masuk akal. Aku pun sering jalan bareng dia dan aku pun sempat menembak dia pas kami makan di restaurant lalu aku katakan “Kita sering banget ya jalan bareng dan nonton bareng?”. “Iya ya. Udah sering banget sampe aku juga lupa.”, jawabnya. “Aku sebetulnya suka sama kamu. Mau ‘gak kamu jadi cewek aku?”, tanyaku. “Aku sebetulnya suka sama kamu tapi aku ‘gak mau pacaran sama kamu.”, jawabnya. “Kenapa bisa begitu?”, tanyaku. “Aku ‘gak mau pacaran dulu, Bal.”, jawabnya. “Oh... aku terima jawaban itu.”, kataku.
Pada saat itu aku berkata seperti itu tapi aku tidak bisa menerima jawaban itu tetapi lama-lama aku mencoba untuk menerima jawaban itu.
Sejak saat itu aku jarang sekali bertemu dengan dia. Aku sempat telepon, sms, WhatsApp, Line, KakaoTalk, Facebook dan twitter semuanya aku coba untuk menghubungi dia tapi dia tidak menjawab.
Aku juga coba mengunjungi ke kelas Juli tapi aku menanyakan ke temannya di kelasnya itu katanya Juli sudah lama tidak pernah masuk ke sekolah. Lalu aku melihat bangkunya tidak ada tasnya dan aku melihat ada tulisan Juli di papan kelas yang ada tulisan S,I dan A.
Aku sangat merasakan kehilangan dia sungguh merasakan kehilangan. Biasanya aku bercerita suka duka dengan dia namun dia tidak ada bagaikan dia sudah meninggal dunia. Apa dia sudah meninggal dunia? Entahlah.
4 bulan kemudian aku bertemu lagi dengan Juli. Aku sangat senang sekali karena aku sudah jarang melihat senyuman dia. Aku pertama kali bertanya dengan dia, “Halo Juli. Kenapa kamu sulit sekali untuk dihubungi aku sudah nanya di semua sosial media tapi kamu ‘gak jawab-jawab?". “Ini aku sekarang sama kamu.”, jawabnya. Lalu dia mengajak aku untuk pergi ke tempat-tempat yang sudah pernah kita kunjungi. Pada saat di bus, dia menanyakan sesuatu kepada ku, “Kamu inget tidak di bus ini?”. “Iya aku inget. Mengapa kau ajak kesini?”, jawabku. Juli berkata lagi kepadaku, “Coba kalau kita tidak ketemu disini mungkin kita selamanya tidak selalu bersama.”. “Iya juga ya bener juga katamu.”, jawabku. Setelah aku diajak oleh Juli ke bus lalu kami ke mall. Lalu kemudian aku berbicara kepada dia, “Kamu kenapa jarang masuk sekolah, kamu ada yang benci sama seseorang atau kamu benci sama pelajaran di sekolah atau kamu tidak bisa ngikutin pelajaran di sekolah atau apa, Jul?”. “’Gak kenapa-kenapa kok.”, jawab dia. “Oke kalau begitu besok kamu masuk ke sekolah ya. Sayang banget kamu udah ketinggalan banyak sekali pelajaran .”, kataku. Lalu dia berkata kepadaku,”Bal, kamu jaga dirimu baik-baik ya. Semoga kamu di sekolah dapat ngikutin dengan baik ya.”.”Iya Jul.”, kataku. Lalu aku mendapat sebuah telepon dari temanku namanya Heset di handphoneku. Lalu Heset berkata kepadaku melalui handphone. “Hai Bal. Lo sekarang lagi ngapain?”. “Gue lagi di mall. Kenapa emangnya?”, kataku. “Sama siapa?”, kata Heset. Lalu aku menjawab,”Sama Juli.”. “Serius lo? Dia udah meningggal dunia Bal. Turut berduka cita ya.”. Lalu pada saat itu aku melihat disampingku, aku sudah tidak melihat Juli lagi untuk selamanya. Aku tidak percaya ini akan terjadi. Kata ayahnya Juli dia meninggal dunia akibat penyakit yang sangat sulit untuk disembuhkan. Aku akan selalu ingat kenangan aku dengan dia dan semoga dia masuk surga di sisi Bapa. Jadi itulah pengalaman yang paling berkesan selama hidup saya. Hari ini adalah hari Sabtu tanggal 9 Juli."
Seseorang anak : “Iya bener hari ini hari Sabtu tanggal 9 Juli kenapa Bal?”
Jobal :“Adalah 1 tahun Juli meninggal dunia.”
Semuanya yang di kelas itu : “Hah.” dengan kaget.
Ibu Guru : “Ibu mendengar cerita kamu sangat menyentuh sekali.”
Jobal :“Terima kasih bu.”
*Monolog*
Jobal : “Pulang sekolah aku dengan anak-anak 5 Km ke tempat pemakaman Juli. Jangan cemaskan aku Juli, aku yakin aku akan bisa lewatin rintangan hidup ini dengan baik.”
*Keesokan Harinya di sekolah*
Ibu Guru : “Ibu akan kasih tempe tahu siapa saja yang harus mengikuti remedial yang kemarin maju ke depan. Yang harus mengikuti remedial adalah nomor absen 17 dan 22.
Heset dan Oleng : “Yah...”
Anak-anak yang lain : “Yes tidak remed.”
Ibu Guru : “Dan yang terbaik adalah nomor absen 28.”
(Heset dan Oleng melihat dan memandang ke arah Jobal)
Jobal : “Hehe...” dengan perasaan takut.
-THE END-
PERHATIAN !!!
CERITA INI BAIK NAMA, TOKOH, TEMPAT, DLL. ADALAH FIKSI ATAU TIDAK NYATA SAMA SEKALI
Terimakasih sudah menyempatkan waktu anda untuk membaca serial ini. Mohon maaf apabila ada yang tidak berkenan di hati anda di dalam penulisan,dll. baik disengaja maupun yang tidak disengaja. Sebenarnya maksud saya hanya ingin memberikan hiburan.
Cerita Sabtu Juli terinspirasi dari :
- Stand up comedy
- Video “Satu Juni” di Youtube
Please follow @Brainlesssss on Twitter.
Bye
Salam Otak
Demikianlah Artikel 5 Km : Sabtu Juli by Olan
Sekian Kunci gitar 5 Km : Sabtu Juli by Olan, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sekian postingan Chord gitar lagu kali ini.
Anda sedang membaca artikel 5 Km : Sabtu Juli by Olan dan artikel ini url permalinknya adalah https://inibioskop99.blogspot.com/2013/09/5-km-sabtu-juli-by-olan.html Semoga artikel ini bisa bermanfaat.
Tag : 5 KM, by Olan,