5Km 2 - Semoga Kau Mengerti by Olan

5Km 2 - Semoga Kau Mengerti by Olan - Hallo sahabat Chord Gitar Indonesia, Pada sharing Kunci gitar kali ini yang berjudul 5Km 2 - Semoga Kau Mengerti by Olan, saya telah menyediakan lirik lagu lengkap dengan kord gitarnya dari awal lagi sampai akhir lagu. mudah-mudahan isi postingan kunci gitar yang saya tulis ini dapat anda pahami. okelah, ini dia chord gitarnya.

Penyanyi : 5Km 2 - Semoga Kau Mengerti by Olan
Judul lagu : 5Km 2 - Semoga Kau Mengerti by Olan

lihat juga


5Km 2 - Semoga Kau Mengerti by Olan

Artikel 5 KM, Artikel by Olan,
Hi readers

Gue minta tolong anda membaca 5 Km sebelumnya: Raket Nyamuk Mika.

Udah?

Kalau udah terimakasih. 

Lo masih belum baca? Gue tunggu deh sampai lo baca.

Kalau masih nggak mau, ya udah. Kalau sampai nggak ngerti, jangan salahin gue ya.

PERHATIAN !!!
CERITA INI BAIK NAMA, TOKOH, TEMPAT, DLL. ADALAH FIKSI ATAU TIDAK NYATA SAMA SEKALI. KALAU PUN ADA ITU HANYA KEBETULAN SEMATA.


5Km 2 series proudly presents
"Semoga Kau Mengerti"
by Olan

( ( Di Kelas ) )

Ibu Guru Bahasa Inggris : “Know in Indonesia is tahu.”

Oleng : “Jadi laper nih gue, Set.”

Heset : “Iya gue juga laper, Leng. Tahu yang dimaksud bu guru itu bukan makanan, tapi ya... seperti gue tahu lo itu namanya Oleng. Gitu.”

Oleng : “Oh, gitu. Tapi bukannya tadi ibu itu bilang ‘no’ ya, kan seharusnya artinya ‘tidak’, kok ‘tahu’, sih, jadi sok tahu, kan?”

Heset : “Terserah lo deh, Leng.”  (pasrah)


Pasti anda suka kesal dengan orang yang kalau ditanya pasti langsung bilang, “Nggak tahu.” atau nggak “Sorry. Nggak ngerti.”. Berikut ini adegan kalau kita tanya, orang yang ditanya bilang, “Nggak ngerti.”:

(Adegan 1)

Heset : “Leng, lo ngerti ini gak pelajaran matematika yang pertidaksamaan?”

Oleng : “Gue nggak ngerti. Sorry ya.”

Heset : “Oh, nggak apa-apa kok.”


(Adegan 2)

Heset : “Leng, lo ngerti susunan membuat surat lamaran kerja, ‘gak?”

Oleng : “Gue ngerti, tapi gue lupa kerangkanya.”

Heset : “Capek deh.”

Oleng : “Lo capek? Nih gue ada minuman. Mau minum?”

Heset : “...”  (hening)


(Adegan 3)

Heset : “Leng, lo ngerti kerajaan Kutai, ‘gak?”

Oleng : “Wah, apalagi itu. Itu Pantai yang ada di Bali, bukan? Gue nggak ngerti sama sekali, Set.”

Heset : “Oke. Itu beda. Pantai yang di Bali itu Pantai Kuta bukan Kerajaan Kutai. Leng, apa sih yang lo ngerti? Apa-apa nggak ngerti? Lo nggak ngerti atau nggak mau tahu sih?”

Oleng : “...”  (hening)


Lalu ada Jobal menghampiri Oleng di sekolah:

Jobal : “Gimana dengan Japri?”

Oleng : “Gue nggak tahu. Kenapa Japri?”

Jobal : “Katanya lo mau bilang langsung ke dia?”

Oleng : “Bilang langsung ke dia apa sih? Gue nggak ngerti.”

Jobal  : “Gini. Katanya lo pilih bilang langsung ke dia tentang kesahalan-kesalahan  lo sama dia dan lo mau minta maaf ke dia. Masa lo lupa?”

Oleng : “Oh... Itu. Gue lagi cari momen yang pas untuk bilang semuanya ke dia.”

Jobal : “Momen apa, Leng?”

Oleng : “Momen yang pas.”

Jobal : “Lo mau cari momen yang pas atau lo takut? Masa lo pecundang gitu sih, Leng?”

Oleng : “Bener kok cari momen yang pas. Masa gue bohong.”

Jobal : “Sampai kapan, Leng?”

Oleng : “Nggak tahu deh. Pusing gue.”


( ( Ngomong Sendiri ) )

Oleng : “Menurut gue, janji itu adalah hutang yang harus dilunasi dan kalau tidak dilunasi kita akan selalu dikejar-kejar dengan ketakutan dan terlebih lagi dengan rentenir. Janji. Kalau tidak ada huruf “J” jadi “ani”. Kita lebih mudah bilang janji, tapi sulit untuk mewujudkan janji itu. Seperti itu gambaran yang sedang gue rasakan sekarang. Gue tahu ini akan ada yang sakit dan terluka hatinya. Daripada gue tidak bernyawa lagi dan gue belum menyelesaikan tugas gue di dunia ini, lebih baik gue lakukan.”

--

( ( Di Sekolah ) )

Oleng : “Jey, gimana caranya minta maaf dan langsung dimaafin?”

Jey : “Ini masalahnya apa?”

Oleng : “Memang banyak masalah tidak hanya dengan satu cara?”

Jey : “Beda-beda. Kalau sama cewek karena ngambek, cukup dengan gombalan dan pujian, tapi kalau sama orang yang memendam perasaannya itu terlalu lama, agak sulit juga.”

Oleng : “Kalau terlalu memendam perasaannya itu terlalu lama kayak gimana?”

Jey : “Coba minta maaf berkali-kali dan lo tidak harus meminta dia untuk langsung minta maaf ke lo, tapi lo coba minta pengertian ke dia tentang keadaan di dalam masalah itu.”

Oleng : “Itu udah teruji?”

Jey : “Nggak tahu juga sih. Memang sama siapa sih?”

Oleng : “Ada deh. Kepo banget sih lo, Jey. Lo tuh galau ya, bukan kepo. Perhatikan itu baik-baik.”

Jey : “Iya deh, Leng.”

( ( Ngomong Sendiri ) )

Oleng : “Biasanya seorang cowok takut untuk menyatakan perasaan cintanya ke seorang cewek, yang ia cintai, tapi itu tidak berlaku untuk gue saat ini karena gue berhadapan dengan sesama jenis, yaitu cowok dan gue harus minta maaf ke dia tentang kesalahan-kesahan gue yang tolol, tapi gue harus berani.”

--

Oleng : “Hai Pri, apa kabar lo?”  (dengan gugup)

Japri : “Baik. Lo?”

Oleng : “Baik juga. Gue mau bilang sesuatu ke lo. Boleh ‘gak?” (masih gugup)

Japri : “Boleh. Memang mau bilang apa?”

Oleng : “Hmmm...”  (gugup) “Tapi lo gak marah, kan?  (semakin terlihat gugupnya dengan berbicara terlalu lambat)

Japri : “Nggak marahlah. Masa gue marah kalau lo mengeluarkan jokes yang sangat absurd. Iya, kan?”

Oleng : “Hmmm... Kayaknya gue lupa mau bilang apa. Maafin gue ya.”

Japri : “Iya, gue maafin.”

(seandainya ini terjadi saat gue bilang, “Lo mau minta maaf gak soal lo pernah basah kena tumpahan minuman, sebetulnya lo pada saat itu lo mau les tapi baju lo basah. Itu gue yang lakuin dan maafin gue juga ya, pada saat kita mata-matain Heset karena gue nggak setuju untuk uangnya bagi dua untuk bayar uang ojeknya Jey karena Jey ketinggalan jemputan. Maafin gue ya, Pri.”. Gue seneng banget pasti.)

(FAILED)

Keesokan harinya... Oleng berusaha lagi untuk minta maaf ke Japri.

Oleng : “Pri, gue mau bilang sesuatu ke lo.”

Japri : “Apa, Leng?”

Oleng : “Lo inget nggak soal lo pernah basah kena tumpahan minuman ketika lo mau les, tapi baju lo basah?”

Japri : “Inget banget. Lo tahu siapa yang numpahin minuman itu ke baju gue?”

Oleng : “Gue minta maaf banget ke lo. Gue yang lakuin. Pada saat itu gue nggak sengaja dan gue memang lagi terburu-buru banget pada saat itu.”

Japri : “HAH???”  (kaget dan tidak percaya dengan yang dikatakan oleh Oleng)

Oleng : “Sama satu lagi, lo masih inget soal kita mata-matain Heset karena gue nggak setuju untuk uangnya bagi dua untuk bayar uang ojeknya Jey karena Jey ketinggalan jemputan. Gue minta maaf Japri. Jujur, gue akhirnya lega banget bisa bilang ini.”

Japri : “Gue nggak tahu kenapa seperti ini?”

Oleng : “Lo boleh kesel-keselan sama gue, tapi gue mau lo coba mengerti keadaannya. Cuma itu.”

( ( Ngomong Sendiri ) )

Oleng : “Jujur, gue mau lebih memendam hal ini lebih lama lagi dan Japri tidak mengetahui hal ini, tapi gue pikir-pikir cepat atau lambat gue akan bilang hal pahit ini ke dia dan itu sangat sulit untuk dia dengan cepat mengerti keadaan itu dan menerima permintaan maaf gue. Semoga kau mengerti karena aku peduli dengan persahabatan kita ini dan aku tahu ini sakit sekali.”

--

Oleng : “Udah gue laksanakan sesuai dengan keinginan lo, Bal.”

Jobal : “Akhirnya lo berani juga. Gue salut dengan keberanian lo ini. Lo kenapa lemes gitu?”

Oleng : “Kayaknya gue pengen menghilang aja dari 5 Km.”

Jobal : “Kenapa gitu?”

Oleng : “Gue merasa Japri tidak mau menerima gue lagi sebagai sahabatnya karena ketololan gue dulu dan lagipula kalau gue masih bersama-sama dengan kalian, persahabatan kita jadi tidak sehat lagi seperti dulu.”

Jobal  : “Leng, lo jangan pesimis gitu, tapi lo coba optimis. Gue mau lo lakuin ini karena  gue mau diri lo yang tidak menutup-nutupi masalah tanpa diselesaikan dengan baik. Gue mau semuanya clear.

Oleng : “Iya, Bal.”

( ( Ngomong Sendiri ) )

Oleng : “Tiga bulan kemudian, gue diajak sama Jobal di rumahnya pada malam hari untuk mengadakan acara gitu. Gue nggak tahu acaranya seperti apa. Sepertinya gue ikut karena gue nggak enak, Jobal udah ngundang gue.”

( ( Di Rumah Jobal pada malam hari ) )

Oleng : “Bal, kok cuma kita berdua ya. Kok nggak ada yang lain?”

Jobal : “Bentar... Bentar... Paling bentar lagi yang lain pada datang kok. Jadi lo tenang aja, nikmati aja makanan yang ada di atas meja.”
Oleng : “Iya, Bal.”

(10 menit kemudian)

Oleng : “Mampus deh gue. Ada Japri. Ngapain dia kesini?”  (panik)

Japri : “Kenapa mampus... mampus?”  (menghampiri dan berbicara dengan Oleng)

Oleng : “Hmm.. ‘gak apa-apa kok, Pri.”

Japri : “Yakin ‘gak apa-apa?”

Oleng : “Iya, yakin.”

(Tiba-tiba ada Jobal, Heset, dan Jey)

Jobal, Heset, dan Jey : Suprise!”

Oleng : “Apa ini? Kayaknya gue nggak ulang tahun hari ini.”  (semakin panik)

Jobal  : “Memang bukan lo yang ulang tahun, Leng.”

Oleng : “Terus ngapain kalian bilang suprise tadi sama gue?”

Jobal : “Masa lo lupa, yang hari ini ulang tahun?”

Oleng : “Serius. Gue bingung. Siapa sih?”

Jobal : “Kita, Leng.”

Oleng : “Kita?”  (semakin bingung)

Jobal : “5 Km udah satu tahun. Waduh, parah nih, lo lupa!”

Oleng : “Oh, iya.. ya. Sorry ya gue lupa, bener-bener lupa.”

Jobal : “Kayaknya sih Japri mau bilang sesuatu deh.”

Japri : “Gue masih terngiang-ngiang dengan pembicaraan terakhir dengan Oleng, katanya, ‘Gue mau coba lo mengerti keadaannya.’. Gue mencoba untuk mengerti lebih dalam lagi. Pertama kali gue mendengarnya, gue bener-bener ‘gak mau minta maaf ke dia, tapi gue pikir-pikir lagi, gue pengen cari temen, bukan cari musuh. Jadi....”

Jobal : "Jadi gimana?"

Japri : "Jadi, gue terima permintaan maaf lo, Leng."

Oleng : “Terimakasih ya, Pri. Akhirnya, lo mengerti juga.”

Japri : “Sebetulnya selain itu, gue dibujuk oleh Jobal, Heset, dan Jey untuk mau menerima permintaan maaf Oleng. Makanya gue jadi menerima permintaan maaf lo, Leng. Tanpa kalian, gue tidak ada apa-apanya.”

Oleng : “Terimakasih lagi, Pri.”

Jobal : “Oke. Gimana kita rayakan satu tahun 5 Km?”

Heset, Oleng, Japri, dan Jey : “Oke.”

( ( Ngomong Sendiri ) )

Oleng : “Tidak terasa 5 Km sudah satu tahun juga. Gue banyak sekali pengalaman bersama 5 Km. Suka dan duka, gue lakukan bersama-sama dengan mereka. Berbagai macam karakter dari kami, membuat gue banyak belajar dan mencoba mengerti satu sama lain. Sahabat itu, pada saat kita duka, mereka selalu merangkul kita, bukan untuk menghilang begitu saja, bahkan melupakan. Selama ini gue berpikir kalau kita tidak mengerti pelajaran di sekolah atau lawan jenis kita, kita mencoba terus belajar dan mengerti. Ternyata, selain kita mencoba mengerti, kita juga mempraktikkan itu secara langsung.
Satu lagi. Satu tahun 5 Km bukan berarti kisah kami sudah selesai. Tantangan di depan kami akan selalu hadir dengan penuh kejutan dan kami siap dengan itu.”

- THE END -

PERHATIAN !!!
CERITA INI BAIK NAMA, TOKOH, TEMPAT, DLL. ADALAH FIKSI ATAU TIDAK NYATA SAMA SEKALI. KALAU PUN ADA ITU HANYA KEBETULAN SEMATA.

Terimakasih sudah menyempatkan waktu anda untuk membaca serial ini. Mohon maaf apabila ada yang tidak berkenan di hati anda di dalam penulisan,dll. baik disengaja maupun yang tidak disengaja. Sebenarnya maksud saya hanya ingin memberikan hiburan. Kalau anda ingin memberikan saran yang membangun kepada penulisan ini di bagian bawah kolom komentar. Satu lagi, mohon jangan nge-spam ya. Thanks.

Bye.

Salam Otak

dari Olan.


Demikianlah Artikel 5Km 2 - Semoga Kau Mengerti by Olan

Sekian Kunci gitar 5Km 2 - Semoga Kau Mengerti by Olan, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sekian postingan Chord gitar lagu kali ini.

Anda sedang membaca artikel 5Km 2 - Semoga Kau Mengerti by Olan dan artikel ini url permalinknya adalah https://inibioskop99.blogspot.com/2014/05/5km-2-semoga-kau-mengerti-by-olan.html Semoga artikel ini bisa bermanfaat.

Tag : , ,