Penyanyi : Review Film THE DROP (2014)
Judul lagu : Review Film THE DROP (2014)
Review Film THE DROP (2014)
Artikel 2014, Artikel Crime, Artikel Glen Tripollo, Artikel Suspense, Artikel Thriller, Artikel West-Movie,Gue ngira film ini bakal boring se-boring-boring-nya. Tapi ternyata gue salah besar. Ada Tom Hardy, pemeran Bane di film fenomenal "The Dark Knight Rises (2012)"-nya Christopher Nolan yang ternyata makin ke sini udah berubah sebagai pemain watak yang berkelas. Walau akhir-akhir ini dia masih cukup jarang tampil di berbagai film Hollywood, tapi tampaknya 2015 ini dia bakal sering nongol di layar lebar. Sumpah, gue tercengang sama aktingnya. Dan inilah dia review film The Drop (2014).
"The Drop (2014)" menceritakan tentang Bob Saginowski yang bekerja sebagai bartender di bar milik (dulunya) sepupunya, Marv, sebelum akhirnya di-take-over sama gengster Cechnya (Rusia), yang dipimpin Chovka. Chovka ini selalu menentukan bar mana yang akan digunakan sebagai tempat pengumpulan uang hasil transaksi ilegal. Suatu ketika, bar tempat Bob bekerja ini dirampok sama dua orang bertopeng, membawa lari 5000 dollar dari Marv, yang seharusnya dipakai untuk membayar Chovka. Chovka marah dan ngancem Marv untuk segera balikin duit dia. Nah, di waktu yang berlainan, Bob menemukan anak anjing yang terluka di dalem tong sampah depan rumah milik seorang cewek bernama Nadia. Mereka pun akhirnya berhubungan dekat. Tanpa diketahui kalo ternyata Nadia ini adalah mantan pacar--dan juga pemilik anjing yang terluka itu--Eric Deeds yang diduga bertanggung jawab atas terbunuhnya Richie Whelan sepuluh tahun yang lalu dan memiliki gangguan mental (like a psycho). Hingga akhirnya semua bagian dalam film ini berhubungan satu sama lainnya, membawa ending film ini ke tahap paling mencengangkan. Ada banyak banget hal yang bikin gue standing applause sama film yang satu ini. Beberapa di antaranya bakal gue bahas nih.
Slow pace, minim aksi, dan suspenseful atmosphere sepanjang film
Sebenernya atmosfer suspense semacam ini pernah gue dapetin ketika nonton TV Series "Bates Motel", di mana adegan aksi sangat jarang terjadi, tapi berkat pembangunan setting yang baik, penggunaan backsound yang mendukung, dan akting para karakternya yang maksimal, membuat film tersebut tampak menegangkan. Film ini juga begitu. Slow pace yang menegangkan, jadi gak bikin bosen, malah bertanya-tanya terus bagaimana kelanjutannya hingga ke ending. Film juga sangat minim aksi, malah nyaris nggak ada adegan gebuk-gebukan. 98% diisi dengan dialog dan pembangunan karakter. Gue jarang nemu film seperti ini, rasanya langsung mengetok mundur film-film seru yang cuma mengandalkan adegan laga (untuk film bertemakan crime).
Brilliant script wrting dan pengembangan karakter yang luar biasa dan awesome twist
Setiap film ber-slow pace yang berhasil, kunci utamanya terletak pada penulis. Penulisnya ternyata udah pernah membuat film yang keren-keren seperti "Mystic River (2003)" dan "Gone Baby Gone (2007)". Pengembangan karakter Bob juga luar biasa. Tom Hardy berhasil menghidupkan karakter ini dengan permainan wataknya yang keren. Awalnya kita mengenal Bob sebagai tokoh yang memiliki kekurangan dalam komunikasi, tapi dia baik hati, apa adanya, simple-minded, tapi cerdas. Terkadang berkesan creepy, terkadang kayak melihat seorang pahlawan, sampai akhir pun kita bakal dibawa nggak jelas sama jati diri Bob yang sesungguhnya, membawa penonton pada satu kesimpulan yang ternyata salah. Walau somehow terkesan coward, nyatanya dia berani. Terutama dalam ngambil keputusan yang cukup tegas dan nggak lama berpikir. Karena twist-nya OMG, gue bilang twist film ini luar biasa.
Sepupu Bob, Marv, diperankan oleh aktor kawakan James Gandolfini. Aktingnya pun pas, what a suspicious character since the beginning, dan pastinya ending bagi dia juga nggak kalah mencengangkan dengan Bob.
Soooo realistic!
Yes, karena di sini sama sekali nggak menampilkan tokoh yang jagonya berantemnya bukan main, atau penjahat yang kejamnya luar biasa kayak film-film aksi yang biasanya, justru membuat film ini terkesan jauh lebih realistis. Apalagi gaya dialog dan interaksi antar tokohnya bener-bener ngalir, berasa kayak bukan film. Semua karakter digarap semaksimal mungkin dan semanusiawi mungkin. Nggak ada yang berlebihan di sini.
Romance yang nggak terlalu ditonjolkan, tanpa fan-service yang mengganggu
Oh ya, film ini juga sebetulnya menyiratkan romansa antara Bob dan Nadia, yang mana ada orang ketiga yang menghantui hubungi mereka, yaitu Eric Deeds yang misterius bin creepy. Ada adegan di mana Nadia bercerita mengenai masa lalunya kepada Bob, dan nggak kayak film Hollywood kebanyakan yang setelah adegan galau pasti ditutup sama adegan kissing (minimal) hingga ke sex scene, di sini semuanya santai. Jadi, buat para pembenci fanservice berlebihan kayak gue, bisa menikmati film ini hingga ke batas paling maksimal.
Sekarang gue heran kenapa film sekeren ini nggak tayang di Indonesia. Atau belum? Well, intinya, kalo ada yang mau nonton, film ini bisa dijadikan pilihan yang pas. Film yang jarang banget ada. Perfect dalam segala aspeknya. Brilliant! A MUST SEE!
Oh ya, film ini juga sebetulnya menyiratkan romansa antara Bob dan Nadia, yang mana ada orang ketiga yang menghantui hubungi mereka, yaitu Eric Deeds yang misterius bin creepy. Ada adegan di mana Nadia bercerita mengenai masa lalunya kepada Bob, dan nggak kayak film Hollywood kebanyakan yang setelah adegan galau pasti ditutup sama adegan kissing (minimal) hingga ke sex scene, di sini semuanya santai. Jadi, buat para pembenci fanservice berlebihan kayak gue, bisa menikmati film ini hingga ke batas paling maksimal.
Sekarang gue heran kenapa film sekeren ini nggak tayang di Indonesia. Atau belum? Well, intinya, kalo ada yang mau nonton, film ini bisa dijadikan pilihan yang pas. Film yang jarang banget ada. Perfect dalam segala aspeknya. Brilliant! A MUST SEE!
Memorable Quotes:
Bob: "Go out for a dinner still dressed like you're in your living room. You wear those big, you wear those big hippity hoppity clown shoes and you speak to women terribly. You treat them despicably. You hurt harmless dogs that can't even defend themselves. I'm tired of you man. I'm tired of you, you embarrass me. You know we would've kept coming back. That's what he would've done. People like this they take something from you, and you let them, they just act like they can keep coming back and you still owe them something and they never, never change. You can never change their mind."
NB: Setelah gue pikir-pikir, gue kayaknya pernah nih liat film lain yang awal mula masalahnya gegara anjing. Ah yes, John Wick (2014).Yes, tampaknya anjing lagi lumayan populer dijadikan pokok masalah. :))
Score: 9,8/10Demikianlah Artikel Review Film THE DROP (2014)
Sekian Kunci gitar Review Film THE DROP (2014), mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sekian postingan Chord gitar lagu kali ini.
Anda sedang membaca artikel Review Film THE DROP (2014) dan artikel ini url permalinknya adalah https://inibioskop99.blogspot.com/2015/01/review-film-drop-2014.html Semoga artikel ini bisa bermanfaat.
Tag : 2014, Crime, Glen Tripollo, Suspense, Thriller, West-Movie,