Penyanyi : 5 Km : Menghilang Begitu Saja by Olan
Judul lagu : 5 Km : Menghilang Begitu Saja by Olan
5 Km : Menghilang Begitu Saja by Olan
Artikel 5 KM, Artikel by Olan,Hari ini gue gak tahu mau cerita apa di bulan Juni ini, dimana masa-masanya Ujian Kenaikan Kelas atau singkatan kerennya UKK, ingat bukan UKS dan setelah itu bingung masuk sekolah atau enggak. Gak jelas deh. Masuk gak rugi, gak masuk juga sama.
Nyokap gue pernah nanya ke gue. “Leng, UKK itu apa sih? Soalnya tadi mama pas bayar uang sekolah kamu ada suara besok jangan ada yang tidak masuk masih ada UKK, sepertinya suara speaker.”
Gue jawab dan penjelasan yang pasti nyokap gue bingung bukan 7 keliling tetapi 8 luas permukaan. “Oh.. Itu ma. UKK itu Ujian Kenaikan Kelas, ma.”
Nyokap gue berkata lagi. “Oh.. Oala. Sok-sok UKK keren banget. Ujian ujian aja gak usah pake UKK segala.”
Gue. (...)
Gue bingung dengan Jobal akhir-akhir ini. Dia jadi suka menghilang di hadapan kami, sahabatnya. Gue bertanya-tanya, mengapa dia suka tidak ada ya? Lain halnya Japri yang selalu mencari-cari Jobal pada saat jam istirahat, jam pulang sampai jamuran. Berbeda pula dengan Jey yang selalu galau mikirin Jobal karena dengan tanpa atau jarang bertemu dengannya galaunya meningkat dan berpikiran yang tidak-tidak. (Sumpah kalimatnya ambigu). Tapi Heset sangat berbeda dengan kami bertiga. Maka kami bertiga menyelidiki layaknya detektif konan atau koran atau canon atau hampir mendekati conan.
Japri : “Leng, mendingan kita jadi mata-mata?”
Oleng : “Gue gak mau jadi mata-mata, pri soalnya nanti gue gak bisa lihat lagi.”
Japri : “Yeh. Lo gak nyambung padahal masih pagi loh. Gini kita ikutin Heset
dimana dia berada.”
Oleng : “Oh.. Gue ngerti sekarang tapi masa kita ikutin dia juga kalo dia lagi ke kamar mandi, pri? Gue gak demen dengan yang sama.”
Japri : “Gak gitu juga kali, leng.”
Jey : “Kalian ngomong apa sih sepertinya seru?” dengan gaya bicaranya yang secepat kilat.
Japri : “Gini Jey kita mata-matain Heset aja daripada kita penasaran kenapa dia bisa begitu.”
Jey : “Great idea.” (HARAP DICATAT BUKAN DEA RACHMAN)
Oleng : “Oke tapi ngomong-ngomong kapan nih kita beraksi?”
Jey : “Kapan-kapan kita berjumpa lagi.”
Oleng : “Yeh. Nih orang mau ngambil jatah gue gak nyambung, galau mah galau aja kali.”
Jey : “Maap”
Japri : “Gue juga kurang tahu leng tapi setidaknya kita sudah punya rencana. Mungkin itu yang terpenting.”
Jey : “Tapi kalo gak dilaksanain berarti cuma omong kosong dong?”
Oleng : “Ya tuh, pri gimana?”
Japri : “Lihat saja nanti.”
Setelah kami bertiga sudah berdiskusi dengan begitu sengit dan bercanda yang aneh bin ajaib. Kami sudah sepakat untuk memata-mata Heset. Karena kami sudah gelisah dengan dia ditambah lagi dengan Jobal yang tidak kelihatan hidung belangnya.
Seminggu kemudian kami melakukan aksi. Kami begitu mantap karena kami sudah latihan dan membaca buku dari beberapa sumber terpercaya seperti sindong, tempe, buku-buku yang ada di perpustakaan, internet yang ada di blog-blog orang, mbah gugel, dll. Tak lupa juga kami memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar aksi kami diberkati, berjalan dengan lancar dan sesuai dengan ekspetasi atau harapan kami. Demikian hasil laporan kami bla bla bla. (Maap ternyata itu kata pengantar yang ada di makalah gue)
Kami melakukan aksi kami dimulai dengan jam pulang sekolah. Kami memantau Heset keluar dari kelas lalu dia pergi ke toilet. Kami melihat Heset sedang buang air kecil sambil bertelepon dengan kami tidak tahu siapa yang ada dibalik penelepon tersebut. Pada saat Heset ingin memencet tombol air keluar tiba-tiba ponselnya jatuh ke dalam tempat buang air kecil. Heset langsung marah dengan bahasa yang tidak patut untuk diperlihatkan di hadapan umum. Kami sebetulnya ingin langsung menanyai Heset siapa penelepon tersebut karena menurut kami penelepon itulah yang membuat Heset berubah.
Heset lalu keluar dari toilet, ia langsung pulang ke rumah. Sumpah ini gak penting banget sih ikutin nih orang mending artis atau orang terkenal gitu. Pada saat Heset ingin masuk ke gerbang tiba-tiba anjingnya Heset (harap dicatat ini beneran hewan anjing bukan yang macam-macam) menggonggok dengan kencang karena begitu Heset melihat ke belakang dan kami hampir dilihat Heset dan hasilnya.
Oleng : “Gimana nih hasilnya nol besar?”
Jey : “Ya nih udah capek ngumpet-ngumpet juga.”
Japri : “Iya sih tapi kita sudah dapat dugaan bahwa kita harus mengetahui siapa
dibalik penelepon yang ada di toilet itu.”
Oleng : “Betul, pri.”
Jey : “Betul, pri tapi ngomong-ngomong balik ke sekolah lagi gimana nih secara gue gak begitu kenal dengan daerah ini.”
Japri : “Tenang ada gue. Gue tahu kok cara kita pulang.”
Jey : “Serius?”
Oleng : “Udah bubar kali, jey.”
Jey : “Ih.. bete gue sama lo, leng.”
Oleng : “Hehe.. Canda.”
Karena Heset sudah masuk ke rumahnya dan lagipula ngapain kita menunggu berlama-lama di depan rumahnya karena anjingnya menggonggong-gonggong terus dan takut kami ketahuan maka kami berencana untuk balik ke sekolah. Gue (Oleng) dan Jey mengikuti Japri karena kami kurang begitu kenal dengan daerahnya sedangkan Japri katanya kenal dengan daerah itu. Setelah kurang lebih 1 jam-an kami tidak balik ke sekolah padahal tadi pada saat kami mengikuti Heset hanya setengah jam-an.
Jey : “Kita gak tersesat kan, pri?”
Japri : “Percaya deh sama gue.”
Oleng : “Tapi kan, pri tadi kan kita kira-kira cuma setengah jam-an doang ke rumah Heset?”
Japri : “Masa?”
Oleng : “Iyaaa.”
Jey : “Mampus deh gue ketinggalan jemputan terus duit gue kurang lagi buat naik ojek secara kan ojek sini mahalnya parah banget.” lalu Jey pun galau tingkat dewa.
Japri : “Gimana kalau gue dan Oleng uangnya bagi 2 buat bantuin lo, jey?”
Oleng : “Gue gak mau lagipula kan lo, pri yang bilang tahu jalan balik ke sekolah.”
Japri : “Hah masa cuma gue doang sih gak adil lagipula ngapain kalian mau dengan rencana gue ini berarti kalian harus menerima hal – hal seperti ini.”
Suasana kemudian menjadi panas panas panas badan ini, pusing pusing pusing kepala ini. Oleng dan Jey menjadi kesal dengan Japri pada saat itu.
Sejak kejadian itu “5 KM” menjadi benar-benar pecah gak tahu lagi gue harus mendeskripsikan atau menggambarkannya seperti apa. Yang jelas sudah benar-benar terpecah contohnya saja di partai politik (parpol), ada satu orang yang berbeda pendapat maka langsung keluar dan mungkin akan bergabung dengan partai lain atau membentuk partai baru. Mungkin kami masih ngotot dengan pikiran kami masing-masing, menghindar, cepat memberikan keputusan tanpa dipikir terlebih dahulu, dan lain-lain. Gue sekarang jadi tahu alasannya Jobal dan Heset mengilang seperti itu dan mungkin gue harus mengikuti jejak Jobal dan Heset yaitu menghilang begitu saja.
-THE END-
PERHATIAN!!! : CERITA INI FIKSI ATAU TIDAK NYATA SAMA SEKALI
Mungkin gue akan mengakhiri cerita 5 KM ini tapi gak tahu juga kalo gue pengen lanjutin kisah 5 KM dan gue juga kayaknya bakal dicaci maki sama 4 orang.
Bye
Salam Otak
Jobal : “Ciyus? Mi apa?”
Heset : “Mi-nta pulsa, bal. Hehe.”
Demikianlah Artikel 5 Km : Menghilang Begitu Saja by Olan
Sekian Kunci gitar 5 Km : Menghilang Begitu Saja by Olan, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sekian postingan Chord gitar lagu kali ini.
Anda sedang membaca artikel 5 Km : Menghilang Begitu Saja by Olan dan artikel ini url permalinknya adalah https://inibioskop99.blogspot.com/2013/06/5-km-menghilang-begitu-saja-by-olan.html Semoga artikel ini bisa bermanfaat.
Tag : 5 KM, by Olan,